Jumat, 29 September 2017

BASIS DATA

A.    DEFINISI BASIS DATA

Basis Data atau Database adalah kumpulan data yang saling terhubung dan dikelompokkan secara terorganisir dan sistematis sehingga mudah untuk diakses, dikelola, dan  di update. Data biasanya disimpan di dalam komputer dengan berbagai jenis bentuk, seperti: grafik, laporan, scripts, tabel, teks, berbaris, kolom dan diindeks agar informasi yang relevan mudah ditemukan. Basis data memproses beban kerja untuk membuat, memperbaharui dirinya sendiri, men-query data yang dikandungnya, dan menjalankan aplikasi untuk tidak melakukannya. Sebagian besar aplikasi komputer (termasuk antivirus, spreadsheet, dan word-processors) adalah basis data di bagian inti mereka.

Database komputer biasanya berisi kumpulan catatan data atau file, seperti transaksi penjualan, catalog produk dan inventaris, dan profil pelanggan. Biasanya, pengelola database manager memberikan akses ke pengguna untuk read/write, menentukan pembuatan laporan dan menganalisis penggunaan. Beberapa database menawarkan ACID (Atomicity, Consistency, Isolation and Durability) untuk menjamin data tersebut konsisten dan transaksi yang dilakukan selesai.

B.     BASIS DATA VS SISTEM BERKAS

Secara teknis, Basis Data dan Sistem Berkas mendukung fitur/kemampuan dasar yang diperlukan untuk pengaksesan data yaitu:
·         Dapat mengelola data agar integritas dan kualitasnya berhasil
·         Memberi izan pengguna untuk saling berbagi data di komunitas
·         Menggunakan skema yang terdefinisi dengan baik untuk mengakses data
·         Mendukung bahasa query
Tetapi Sistem Berkas memiliki kekurangan di beberapa fitur penting yang diperlukan untuk mengelola data, yaitu datanya yang tidak terstruktur dan diakses secara random atau acak. Karena kekurangan inilah maka pendekatan Basis Data berkembang. Kesalahan yang bisa terjadi dan sangat fatal pada Sistem Berkas adalah adanya duplikasi data.

a)      Keuntungan Sistem Basis Data:
1.      Terkontrolnya Kerangkapan Data
Basis data hanya mencantumkan satu kali field yang sama yang dapat dipakai oleh semua aplikasi yang memerlukannya.
2.      Terpeliharanya Keselarasan (kekonsistensian) Data
Apabila ada perubahan data pada aplikasi yang berbeda, maka secara otomatis perubahan itu berlaku untuk keseluruhan.
3.      Data dapat Dipakai Secara Bersama (shared)
Data dapat dipakai secara bersama-sama oleh beberapa program aplikasi (secara batchmaupun on-line) pada saat yang bersamaan.
4.      Dapat Diterapkan Standarisasi
 Dengan adanya pengontrolan yang terpusat, maka DBA dapat menerapkan standarisasi data yang telah simpan sehingga mempermudah pemakaian, pengiriman maupun pertukaran data.
5.      Keamanan Data Terjamin
 DBA dapat memberikan batasan-batasan dalam pengaksesan data, misalnya dengan memberikan password dan pemberian hak akses bagi pemakai (misal : modify, delete, insert, retrieve).
6.      Terpeliharanya Integritas Data
Jika kerangkapan data dikontrol dan kekonsistenan data dapat dijaga maka data akan menjadi akurat.
7.      Terpeliharanya Keseimbangan (keselarasan)
Antara kebutuhan data yang berbeda dalam setiap aplikasi Struktur basis data diatur sedemikian rupa sehingga dapat  mengakses data dengan cepat.
8.      Data Independence (kemandirian data)
Digunakan untuk bermacam-macam program aplikasi tanpa harus merubah format data yang sudah ada.

b)     Kelemahan Sistem Basis Data:
·         Memerlukan tenaga spesialis.
·         Komples.
·         Memerlukan memori yang besar.
·         Tergolong mahal secara financial.

c)      Kelemahan Sistem Berkas
1.   Timbulnya Data Rangkap (redundancy data) dan Ketidakkonsistensi Data (Inconsistency data)
Karena file-file dan program aplikasi disusun oleh programmer yang berbeda, Sebagai contoh nama mata kuliah dan sks dari mahasiswa dapat muncul pada suatu file danakan muncul  suatu file yang terdiri dari record-record mata kuliah. Kerangkapan data seperti ini menyebabkan pemborosan tempat penyimpanan dan biaya akses. Di samping itu dapat terjadi inkonsistensi data. Misalnya, apabila terjadi perubahan jumlah sks mata kuliah, sedangkan perubahan hanya diperbaiki pada file mata kuliah dan tidak diperbaiki pada file mahasiswa. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam laporan nilai mahasiswa.
2.   Kesukaran dalam Mengakses Data
Munculnya permintaan-permintaan baru yang tidak diantisipasikan sewaktu membuat program aplikasi, sehingga tidak memungkinkan untuk pengguna dalam pengambilan data.
3.   Data Terisolir (Isolation Data)
Karena data tersebar dalam berbagai file, dan file tersebut mungkin dalam format yang berbeda-beda, maka akan sulit menuliskan program aplikasi baru untuk mengambil data yang sesuai.
4.   Masalah Pengamanan ( Security Problem )
Tidak semua pemakai diperbolehkan mengakses seluruh data. Bagian Mahasiswa hanya boleh mengakses file mahasiswa. Bagian Mata kuliah hanya boleh mengakses file mata kuliah, tidak boleh mengakses file mahasiswa. Tetapi sejak program-program aplikasi ditambahkan secara ad-hoc maka sulit melaksanakan pengamanan seperti yang diharapkan.
5.   Data Dependence
Apabila terjadi perubahan atau kesalahan pada program aplikasi maka pemakai tidak dapat mengakses data.

C.    KARAKTERISTIK PENDEKATAN BASIS DATA

            Pendekatan Basis Data merupakan penyempurnaan kegiatan manajemen data dibandingkan dengan pendekatan tradisional mulai dari pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan, pengelolaan, dan penyebarluasan.
Adapun kegiatan manajemen data pada pendekatan tradisional adalah sebagai berikut:
1.      Pengumpulan data dalam pendekatan tradisional dikumpulkan dalam file-file yang tidak berhubungan satu sama lain.
2.      Penyimpanan data jauh lebih besar dari yang seharusnya karena terjadinya duplikasi data.
3.      Pemeliharaan data berdasarkan karakteristiknya akan lebih sulit karena banyaknya data dalam file tanpa diketahui hubungannya dengan file lainnya.
4.      Pengelolaan data membutuhkan waktu lama karena masing-masing data berada dalam file-file yang tidak memiliki hubungan.
5.      Penyebarluasan data menjadi lambat karena pengelolaan data yang lama.

D.    PENGGUNA BASIS DATA

Secara umum pengguna basis data dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1.      Database administrator
         Orang yang memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan baik data maupun program
·         Fungsi DBA (Data Base Administrator) adalah :
ü  Mendefinisikan pola struktur basis data
ü  Mendefinisikan struktur penyimpanan dan metode akses
ü  Memodifikasi pola dan organisasi fisik
ü  Memberikan kewenangan pada user untuk mengakses data
ü  Menspesifikasikan keharusan integritas data

2.      Database user
            Ada 4 pemakai basis data, yaitu :
·         Programmer aplikasi
                        Merupakan pembuat program aplikasi
·         Casual user / Naïve User
Pemakai yang sudah mahir, berinteraksi dengan sistem tanpa menulis program, tapi menggunakan query
·         End user
Pemakai yang belum mahir, tinggal menjalankan aplikasi yang sudah dibuat oleh programmer aplikasi.
·         Specialized user
Pemakai khusus yang menuliskan aplikasi database tidak dalam kerangka pemrosesan data, namun untuk keperluan khusus seperti CAD, AI, ES, dll.

E.     WAKTU UNTUK MENGGUNAKAN BASIS DATA

Kapan Kita Memerlukan Basis Data?
1.      Data berupa data ‘bisnis’: jumlahnya besar, perlu di-update.
2.      Banyak bagian data yang homogen
3.      Data relevan untuk jangka waktu yang cukup lama
4.      Data digunakan secara simultan oleh banyak pengguna

Kapan Kita Tidak Perlu Basis Data?
1.      Jika basis data dan aplikasi sangat sederhana, terdefinisi dengan baik, tidak akan berubah
2.      Adanya kebutuhan real time tertentu yang rigid, yang tidak dapat dipenuhi karena DBMS overhead
3.      Akses bersama ke suatu data tidak diperlukan

Kapan Basis Data Tidak Dapat Digunakan?     

1.      Jika sistem basis data tidak dapat menangani kompleksitas data karena keterbatasan pemodelan

2.      Jika pengguna perlu operasi khusus yang tidak dapat dipenuhi oleh DBMS